Hati itu tempat bertahtanya iman, dan makrifatnya keyakinan, dan
semua ini adalah obat bagi penyakit yang diakibatkan oleh hawa nafsu dan
syahwat. Akan tetapi apabila penyakit seperti ini telah menjalar ke
hati, maka tidak ada lagi tempat pengobatannya. Itulah kesukarannya
pengobatan, sehingga sulit untuk sembuh.
Hawa nafsu dan syahwat badani termasuk
penyakit hati yang sering menghinggapi manusia. Apabila hawa nafsu itu
telah masuk dan menusuk hati, maka rusaklah hati, dan apabila dibiarkan
saja, ia akan membusuk, dan sukar disembuhkan. Dosa karena hawa nafsu
itu ibarat setetes kotoran yang jatuh di atas lembaran hati manusia.
Sekali manusia itu berbuat dosa, satu titik kotoran melekat di atas
hati. Apabila tidak dicegah, tetesan dosa itu lama kelamaan akan menutup
seluruh permukaan hati, maka gelaplah hati. Ia tertutup dari sinar iman
karena sudah dipenuhi oleh kegelapan dosa dan hawa nafsu.
Hawa nafsu dan syahwat memang selalu mengajak kepada kejelekan. Ia
akan menghinggapi manusia, ketika jiwa yang kosong dari iman dan dzikir.
Dalam hawa nafsu itu pula setan mengatur siasat dan mengarahkannya agar
lebih pandai berhadapan dengan manusia yang selalu zikir kepada Allah.
Sebab hawa nafsu tidak akan mampu berhadapan dengan hamba Allah yang
selalu zikrullah.
Setan selalu memanfaatkan nafsu amarah yang merusak, sedangkan manusia beriman selalu dilindungi oleh zikrullah sehingga jiwanya tenang dan waspada oleh nafsu muthmainnah.
Nafsu mutmainnah adalah nafsu yang tenang dan damai dalam
hati manusia. Nafsu ini membimbing manusia menghadap Tuhan dan mencari
keridaan-Nya. Dalam hidup di dunia nafsu mutmainnah mengarahkan manusia untuk mencapai ketentraman dalam hidup, mempermudah mendapatkan petunjuk, dan memberi kekuatan untuk tekun beribadah. Di hari akhirat nafsu mutmainnah
akan mengantarkan ruh manusia yang yang saleh dan para hamba yang arif
berangkat menemui Allah Swt, dengan ruh yang damai dan tenteram, hingga
memasuki surga jannatun na’im.
Menjaga dan memelihara kebersihan hati adalah sifat orang beriman dan
para hamba yang saleh. Hati itu adalah cahaya dalam diri manusia, ia
adalah pelita kehidupan manusia beriman. Jagalah jangan sampai pelita
yang sedang bercahaya itu redup. Jikalau cahaya pelita hati itu redup,
adalah alamat ia sedang sakit. Cepatlah diobati, kendalikan hawa nafsu
amarah itu, dan belokkan ke arah nafsu mutmainnah. Ketika pelita hati sedang redup, dekatilah Allah, tingkatkan ibadah dan dzikir, jauhilah perkara syubhat dan dosa-dosa walaupun sebesar biji sawi. Penuhi kembali hati dengan siraman iman dan dzikrullah, itu adalah satu-satunya obat hati.
Nabi Muhammad Saw. bersabda, “Sesungguhnya dalam jasad anak Adam
itu ada segumpal daging, apabila gumpalan daging itu baik, maka baik
pula jasad manusia. Apabila gumpalan daging itu rusak, maka rusak pula
jasad manusia. Ketahuilah bahwa gumpalan daging itu adalah hati.”
Oleh karena itu jangan dibiarkan nafsu dan syahwat itu mengendap di
dalam hati, ia akan membuat sarangnya di dalam hati lalu bertelur dan
menetaskan hawa nafsu baru dan bentuk-bentuknya. Sementara setan
mengatur siasatnya kembali untuk menghancurkan benteng iman.
Cepat keluarkan dan usir nafsu syahwat itu dari dalam hati.
Bentengilah dengan iman dan dzikir yang tidak putus-putus. Seorang Ahli
Hikmah berujar :
“tidaklah nafsu syahwat itu dapat dikeluarkan dari dalam hati, kecuali adanya rasa takut yang menggetarkan dan rasa rindu yang menggelisahkan.”
Hawa nafsu itu memang memiliki kekuatan, apalagi hati sudah
ditaklukkan, maka kekuatan akan berlipat-lipat. Yang akan mampu mengusir
kekuatan hawa nafsu adalah petunjuk, yang datang dari Allah Swt.
Takut yang menggetarkan hati manusia dan menggoncang jiwa para hamba
Allah, ialah ketakutan yang akan menimpa di hari akhirat dan siksa Allah
di dunia, karena membiarkan hati digerogoti oleh hawa nafsu, sehingga
jiwa menjadi merana dan tak berdaya. Di samping itu ruhul mutmainnah
manusia yang tersisa dalam jiwa, merindukan kepada semua janji Allah
dan pertemuan dengan Maha Pencipta alam semesta ini. Rasa takut dan rasa
rindu dalam hati dan jiwa manusia adalah dua kekuatan yang berpadu
menjadi satu yang mampu memberi dorongan menghadapi hawa nafsu,
sekaligus menghancurkannya.
0 komentar:
Post a Comment